Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Sample Text

Sample text

Wednesday 9 December 2015

Maaf, Kamu Bukan Pacar ku (Monolog)


Image Source : mediaterkini.com


Kamu, aku mohon maaf. Ketika di tanya siapa yang selalu ku telfon ketika waktu sholat tiba, aku hanya menjawab “Seorang teman”.
Kamu, aku mohon maaf jika dimedia sosialku tidak pernah membahas tentang kamu atau di kolom “Relationship” ku tertulis “Single”.
Kamu, maaf. Ketika pernah suatu saat kita sedang bersama sahabat lainnya dalam suatu kunjungan dan aku menjawab “Tidak” ketika ditanya “Sudah punya pacar?” oleh seorang teman wanita.
Maafkan aku, tidak begitu antusias mengajakmu malam mingguan atau pergi berdua di akhir pekan .
Kamu, aku harap kamu memaafkan aku dan aku mohon kamu bisa mengerti keputusanku. Aku juga bukan pria romantis yang pandai melantunkan puisi atau lagu cinta .
Maaf, jika aku begitu dingin terhadapmu dan kamu meragukan perasaan ku terhadap mu. Sebagai laki-laki tentunya aku sama seperti mereka – merayu kekasihnya, menyanyikan lagu romansa atau menuliskan puisi indah untuk pujaan hatinya. Tentu saja aku sangat ingin melakukan itu semua untuk mu.
Sebagai manusia biasa tentu saja aku ingin memanjakan mu, memanggilmu “sayang” didepan teman-teman kita, mengatakan dengan bangga dan bahagia kepada semua orang bahwa kamu adalah kekasihku. Tapi sekali lagi maafkan aku yang belum bisa melakukan itu semua.
Maafkan aku yang belum bisa melakukan apa yang mereka lakukan kepada kekasihnya, aku faham kegelisahan mu. Tapi mohon sejenak simak isi hatiku tentang kamu sebelum kamu memutuskan untuk tetap menungguku atau beranjak pergi.
Kamu, bukan pacar bagiku, aku tahu betul istilah “pacar” tapi aku memilih untuk tidak menganggapnya ada. Kamu, aku tak akan memanjakanmu, memanggilmu “sayang” , menatapmu dalam atau memegang tangan mu ketika kita sedang berjalan berdampingan.
Aku juga tak akan mengajak mu ber akhir pekan berdua atau pergi tanpa ada sahabat kita menemani.Aku tak akan menyentuh keningmu meski kau sedang terbaring lemas karena demam atau membelikan mu hadiah saat kamu berulang tahu.
Aku tidak akan melakukan itu semua hingga halal kamu bagiku, hinggap mantap cincin dariku dijari manis mu. Saat telah sah ijab kabul, dalam restu dan do’a kedua orang tua kita, kau adalah kekasih masa mudaku, ibu bagi anak-anak ku dan sahabat bagi masa tua ku.
Jakarta, 3 Desember 2015

0 komentar:

Post a Comment